Rabu, 26 Desember 2012

Tuhan Maha Realistis

Malam ini, Kosongkan pikiran  kita berjelajah
jauh ke depan dan dalam ke belakang.

Senyum pertamanya dan suara tawanya,
Kemarahannya dan tangisku.
saya hafal intensitasnya, saya mengerti cengkraman hati saya, saya Paham

Jika lima tahun berlalu saya belum menguasai semuanya
Silahkan ambil pikiran saya, jiwa saya, memori saya dan kelebihan saya, SEMUANYA.

Biar saya hidup, dan menikmati dua Tahun sisanya.
Atau dengan makhluk-makhlukMu yang menjerumuskan kaum kami.

Sensitivitas adalah bukti dari jerujimu yang Esa
dari tanduk mereka yang kepanasan saat saya sentuh.

Saya diam dan tertunduk,
memanggil nama Tuhan dengan tubuh menggigil
dan menyuarakan utusannya dengan nafas berkejaran

Esensi yang menusuk
dan fikiran yang bertanya
Saya dimana?

Mereka berpikir saya gila dan bodoh
Atau penghayal nomor satu.

Saya hanya tersenyum lalu menatap Tuhan, dan berbisik pelan...."Tuhan maha realistis".