Minggu, 27 Mei 2012

Harapan dan Mimpi

28 mei, sejak pagi tadi ada dua kata menggantung lepas dan bebas dalam pikiranku : "Harapan" dan "Mimpi", ada benih kosong yang kubiarkan untuk tumbuh disana, merambat dan menjalar tak terawat,  menemukan isinya sendiri untuk berbuah dan berbunga.

Dalam mimpiku tadi malam, ada tanganmu yang mencoba meraih harapan. senyum yang sejuk dan mata yang siap membungkam mulutku pagi ini, tepat pagi ini.

Kamu tak mau diam disini, berputar-putar, berlari dan kadang terengah-engah hanya untuk meraih atau cuma sekedar menyentuh mimpimu itu. Dan saat ujung tanganmu bersentuhan dengannya, kamu rela untuk menjadi bom waktu yang siap untuk diledakkan.

Kamu tak menyerah, walau mimpi hanya sekedar udara yang kamu hirup-hembuskan tapi kamu hidup dengannya. "suntikan depresiatif yang indah", katamu. Hidup adalah merubah bukan berubah. kita adalah peubah X dalam kromosom Y, maka timbullah aku yang rela berubah demi suntikan depresiatifmu yang inspiratif.

Kamu mengerti satu hal, bahwa mimpi mempunyai sesuatu untuk ditinggalkan. Historical, sejarah. peluh yang tanpa ragu untuk jatuh demi membiarkanmu untuk terus meraih mimpi-mimpimu. Kenangan adalah blackbox dalam penerbangan kita di dunia ini. segala sudut harus terhitung dan segala nominal harus terbayar. kamu tau itu, kamu hafal betul intensitasnya.

Disini, aku melihatmu berayun-ayun, naik-turun, jatuh-bangun, kalah dan bangkit lagi. hingga sadar sebuah esensi kehidupan. bahwa hidup bukan sekedar menonton dan ditonton. hidup bukanlah sebuah TV monochrome dan Si gendut yang makan dan nonton didepannya. Monoton. tapi hidup adalah sebuah perjuangan tanpa akhir. Sadarkah bahwa sampai mati nanti, akan selalu ada mimpi-mimpi yang termuntahkan di dunia ini. akan selalu ada harapan-harapan yang menuntut untuk di perjuangkan setiap pagi. So, Selamat bermimpi Ainos el unico Amor


Sabtu, 12 Mei 2012

Sempurna

Kalau saja dibutuhkan 10000 peluru untuk menembus kepalaku, kamu adalah peluru ke-10001Ku, melesat tepat di dahi kananku, mengutuk urat nadi untuk diam dan mati perlahan.

ingatkah kamu pada pecundang yang bangun dari peti matinya, dengan tangan menggapai langit ia berharap untuk menguasai dunia. Ia bangun untuk tersenyum di pagi hari dengan sayap yang terbuka. dengan tangis sehari-semalam, dengan kenangan mengiris-iris otaknya.

kamu adalah neraka yang ingin kujemput malam ini. Nafas terakhir yang mengisi atmosfer dunia.

kamu adalah surga yang bersembunyi di teriknya padang sahara. keindahan yang sempurna. Berapapun kau bunuh aku, aku akan bangkit dan mencintaimu sekali lagi.