Rabu, 26 Desember 2012

Tuhan Maha Realistis

Malam ini, Kosongkan pikiran  kita berjelajah
jauh ke depan dan dalam ke belakang.

Senyum pertamanya dan suara tawanya,
Kemarahannya dan tangisku.
saya hafal intensitasnya, saya mengerti cengkraman hati saya, saya Paham

Jika lima tahun berlalu saya belum menguasai semuanya
Silahkan ambil pikiran saya, jiwa saya, memori saya dan kelebihan saya, SEMUANYA.

Biar saya hidup, dan menikmati dua Tahun sisanya.
Atau dengan makhluk-makhlukMu yang menjerumuskan kaum kami.

Sensitivitas adalah bukti dari jerujimu yang Esa
dari tanduk mereka yang kepanasan saat saya sentuh.

Saya diam dan tertunduk,
memanggil nama Tuhan dengan tubuh menggigil
dan menyuarakan utusannya dengan nafas berkejaran

Esensi yang menusuk
dan fikiran yang bertanya
Saya dimana?

Mereka berpikir saya gila dan bodoh
Atau penghayal nomor satu.

Saya hanya tersenyum lalu menatap Tuhan, dan berbisik pelan...."Tuhan maha realistis".

Rabu, 28 November 2012

Surat Cinta untuk Tuhan

saya hanya takut jika tiba pada saatnya nanti, semuanya sudah terlambat.
waktu menunggu saya.
malam saya,
refleksi dia untuk setiap karya,

gk perduli 2 atau 3 tahun lagi,
sehebat apa perasaan itu,
setulus apa cinta itu,

Dia akan runtuh pada saatnya,

Dia akan melebur seperti embun pagi
atau kicau burung kelampis di bulan pebruari.

saya hanya tidak ingin terlupakan,
saat di tiap doaku selalu ada namanya.

T u h a n, peluk dia untuk saya.
bisikkan nada kerinduan sebelum dia tertidur dalam lelapnya dunia

melupakannya adalah hal yg mustahil, tapi mengingatnya adalah hal yg sia2.

dengan sepucuk surat ini, saya tidak pernah tau harus mengirimnya kemana. karena. Surat ini untuk Tuhan. Pencipta sekaligus sahabat pribadi saya,

Rabu, 26 September 2012

Kamu dan Kenangan

27 September, Cukup malam ini saya ingin datang ke tempatmu bersama bias sinar bulan dini hari. Masih memegang keningku dan kembali mengingat detik  yang menyajikan senyummu. begitu menghinggapi dan memaksaku untuk melangkah mundur sejenak, perlahan dan penuh keraguan.

Ada kamu yang berselimut, meringkuk bebas menggapai kenangan kenangan yang belum usai. Kerut  sepreimu mengisi cawan-cawan rinduku agar kembali  merenggutmu dariku sewaktu-waktu.

Rasanya seperti kemarin, saat pertama kali kita bertemu. ketika tawamu bagai singgasana yang selalu saya perjuangkan di setiap medan perang. takdir telah meniup roh suka dalam diriku untuk menikmati setiap denyut nadiku menjadi irama nyanyian bidadari. indah tak terkira-tapi kamu belum sepenuhnya memahami.

Biarkan jeda ini mencekikku agar kamu bernafas bebas.
Biarkan kegelisahan membayangiku agar kamu berpikir tenang.
Biarkan saya terkubur sendirian agar kamu terbang bebas di udara.

Dan cinta telah kuhirup pelan-pelan
menyudutkanku kembali dalam ribuan kenangan yang berharap kau lupakan.

Biarkan mereka pergi dan kita buat lagi
kenangan lain saat hatiku benar-benar kau genggam
atau wajahmu yang bisa kurasa, bukan lagi bayang-bayang

 Walau masih ada sisa mimpi di pagi hari

Rabu, 12 September 2012

Diam Dalam Ritual

12 September. Saya diam, memejamkan mata lalu menunduk.
Ritual lama yg dulu sering saya lakukan, berbicara dengan hati, dan berdialog dengan sanubari. kami saling bertukar pkiran tak peduli puluhan roh menyelimuti kami. kami harus berpegangan. erat dalam genggaman-kuat dalam iman.

Saya dan dia, adalah batas tepi dari dunia, yang ada dan yang tidak terlihat
yang merasa dan yang meraba. nyata dan fana. yang hidup dan yang belum terhidupkan.

Ada suara bernada tinggi yang selalu saya dengar, dan gemrisik serat kayu di kejauhan. Jalan yang beraspal ringan. Dan degup jantung saya yang mulai mengencang.

Saya jaga hati saya, agar tidak terhimpun dalam tawa jahat mereka, penaklukan dan kemenangan. Saya rasakan kehalusannya bagai debu yang bertemu jasad. ada kerendahan dan kemurahan hati dalam setiap partikelnya.

Nafas saya tersengal, dan kegelapan kembali menyingkir oleh sinar. saya temukan diri saya kembali dalam ketidaktahuan, menangis tapi belum kehilangan. bersedih namun belum melupakan. Lalu saya terdiam lagi, lagi dan lagi.

Minggu, 15 Juli 2012

Surat

Biarkan saya menyimpannya, biarkan saya mengingatnya..
Karena dengan itu semua saya hidup.
hidupku, hidupnya biarkan mencair.
jangan ada sakit hati.
karena tangisnya adalah tangisku
rindunya adalah rinduku
harapannya adalah harapanku
biarkan luluh, biarkan jatuh
biarkan kami berperang dengan ego kami sendiri
agar kami tau, betapa sulitnya hidup tanpa orang yang kami cintai

biarkan malam yang menyimpannya
atas tetes duka dan kebimbangan kami
atas rindu yang tak pernah berbalas
untuk setiap hembusan saat saya mengingatnya
untuk setiap luka yang saya beri untuknya

Maaf, 
Maafkan saya
Maafkan kebodohan saya,
Maafkan kepengecutan saya
Maafkan  saya karena membiarkan dia menunggu
Maafkan saya karena bukan ketulusan yang sanggup saya tunjukkan
Maafkan saya karena bukan keindahan yang saya berikan
Hanya luka, kebencian dan kesedihan untuknya

Jika saja dia tau, 
Jika saja dia mengerti lewat jari-jari Tuhan yang menggenggam hati saya
jauh dan lebih dalam lagi

Betapa kebencian dan pengkhianatan saya adalah untuk mencintainya
untuk membiarkan dia lebih bahagia dengan orang lain, daripada saya 

Biarkan kenangan sendiri yang membahagiakan saya 
Biarkan kenangan yang memeluk saya dengan kehangatan senyumnya
Biarkan kenangan yang meredam tiap kerinduan saya dengannya
Biarkan kenangan yang membuat saya ceria setiap pagi
Biarkan kenangan yang menghibur saya saat bersedih

Tuhan yang mencipta kenangan untuk saya dan dia

Selamat jalan, Saya akan selalu mencintai anda bagaimanapun keadaan anda
Selamat tinggal, jangan pernah melihat ke belakang, biarkan saya menggigil kedinginan

Semoga bahagia dengan cinta yang anda dapatkan. Selama-lamanya.
EVER AND EVER





Yang Akan Merindukan Anda






Syamsi Dluha        



Minggu, 27 Mei 2012

Harapan dan Mimpi

28 mei, sejak pagi tadi ada dua kata menggantung lepas dan bebas dalam pikiranku : "Harapan" dan "Mimpi", ada benih kosong yang kubiarkan untuk tumbuh disana, merambat dan menjalar tak terawat,  menemukan isinya sendiri untuk berbuah dan berbunga.

Dalam mimpiku tadi malam, ada tanganmu yang mencoba meraih harapan. senyum yang sejuk dan mata yang siap membungkam mulutku pagi ini, tepat pagi ini.

Kamu tak mau diam disini, berputar-putar, berlari dan kadang terengah-engah hanya untuk meraih atau cuma sekedar menyentuh mimpimu itu. Dan saat ujung tanganmu bersentuhan dengannya, kamu rela untuk menjadi bom waktu yang siap untuk diledakkan.

Kamu tak menyerah, walau mimpi hanya sekedar udara yang kamu hirup-hembuskan tapi kamu hidup dengannya. "suntikan depresiatif yang indah", katamu. Hidup adalah merubah bukan berubah. kita adalah peubah X dalam kromosom Y, maka timbullah aku yang rela berubah demi suntikan depresiatifmu yang inspiratif.

Kamu mengerti satu hal, bahwa mimpi mempunyai sesuatu untuk ditinggalkan. Historical, sejarah. peluh yang tanpa ragu untuk jatuh demi membiarkanmu untuk terus meraih mimpi-mimpimu. Kenangan adalah blackbox dalam penerbangan kita di dunia ini. segala sudut harus terhitung dan segala nominal harus terbayar. kamu tau itu, kamu hafal betul intensitasnya.

Disini, aku melihatmu berayun-ayun, naik-turun, jatuh-bangun, kalah dan bangkit lagi. hingga sadar sebuah esensi kehidupan. bahwa hidup bukan sekedar menonton dan ditonton. hidup bukanlah sebuah TV monochrome dan Si gendut yang makan dan nonton didepannya. Monoton. tapi hidup adalah sebuah perjuangan tanpa akhir. Sadarkah bahwa sampai mati nanti, akan selalu ada mimpi-mimpi yang termuntahkan di dunia ini. akan selalu ada harapan-harapan yang menuntut untuk di perjuangkan setiap pagi. So, Selamat bermimpi Ainos el unico Amor


Sabtu, 12 Mei 2012

Sempurna

Kalau saja dibutuhkan 10000 peluru untuk menembus kepalaku, kamu adalah peluru ke-10001Ku, melesat tepat di dahi kananku, mengutuk urat nadi untuk diam dan mati perlahan.

ingatkah kamu pada pecundang yang bangun dari peti matinya, dengan tangan menggapai langit ia berharap untuk menguasai dunia. Ia bangun untuk tersenyum di pagi hari dengan sayap yang terbuka. dengan tangis sehari-semalam, dengan kenangan mengiris-iris otaknya.

kamu adalah neraka yang ingin kujemput malam ini. Nafas terakhir yang mengisi atmosfer dunia.

kamu adalah surga yang bersembunyi di teriknya padang sahara. keindahan yang sempurna. Berapapun kau bunuh aku, aku akan bangkit dan mencintaimu sekali lagi.

Senin, 26 Maret 2012

Tionghoa-ku Yang Indah

Hari ini 26 Maret,

Tionghoa-ku yang indah, dengan salib di atas dadamu yang mengguyurkan senyum kebahagiaan untukku. Masih ada selusin pertanyaan yang ingin kuajukan untukmu,seperti : "Apa Ken baik-baik saja?",
"Apa ia masih mencariku sebelum ia tidur?", atau "Siapa nama teman dekatnya?". Bidadariku, percayalah masih ada rindu ingin bertemu yang kupendam dalam agar tak muncul di permukaan, dan taukah kau rasanya itu, sakit tiada terkira.

Aku masih ingin bersamamu lagi bercerita di pangkuanmu tentang kesialanku, yang membuatmu tertawa. atau saat kita membandingkan Tuhanmu dan Tuhanku, mana yang lebih baik hatiNya, Tuhanmu atau Tuhanku?. Apa kamu mengingatnya?Sungguh aku ingin itu.

Gadisku, bagaimana keadaanmu disana? Apa mati itu sakit rasanya? bagus mana surga agamamu atau surga agamaku?Apa malaikat itu baik hati?.

Aku ingin sekali kesana, berada di sisimu-berada di sisi Ken. menggendongnya hingga ia tidur pulas. dan menciumnya saat ia tertidur di ranjang. Aku ingin melihatnya tumbuh besar, melihatnya mencintai orang lain atau mengerti bagaimana rasanya mencintai dan dicintai, mendengarnya selalu menyebut "Ayah" untukku, menjawab setiap pertanyaan atas keingintahuannya. Sungguh aku inginkan semua itu.

Tionghoa-ku yang indah, aku masih ingin melihatmu lebih lama lagi. maukah kamu mampir sebentar di mimpiku malam ini.

Tahukah kamu kalau aku sekarang mengerti jawaban pertanyaan itu: Tuhan siapa yang paling baik hati?
TIDAK ADA!!!

Tuhanmu jahat karena telah memanggilmu sebelum aku.
Dan Tuhanku lebih jahat karena tidak mengizinkanku untuk bersama denganmu.

Selasa, 13 Maret 2012

It's You, Ai

Hari ini 13 maret 2012, Dia, yang memungut hatiku setelah berjatuhan satu demi satu. mendeklarasikan senyum termanis yang tak bisa lagi kutulis dengan kata-kata  dan bersamanya adalah sebuah buku dengan halaman 1, benar-benar baru. Namun ada segumpal pertanyaan yang mengendap jauh di dasar pikiranku. "Harus kunamai apa untuk kali ini?". Kehadiranmu bagai sentuhan 3000volt tepat di kepalaku, hingga harus bertemu dengan si izrail dan berpamitan lagi dengannya untuk kembali ke dunia kita, dunia yang sekarang -aku dan kamu. kematian yang indah,hehe

Tahukah kamu, suaramu seperti lagu wajib yang harus dan terus-menerus di putar dalam hatiku. jazz fuzy, beethoven, vivaldi, atau instrument yang membuat setiap orang meledak ketika mendengarnya.....mereka semua LEWAT!!!

 Setiap inchi dari dirimu adalah kekalahanku yang indah, klasik namun mendentum dan menyentuh. that's amazing. 

Tapi ada secuil ketakutan saat aku berdiri dihadapanmu, ada keresahan saat kamu berpaling atau menghilang begitu saja. Dan saat aku tak pernah kesana, suatu dunia yang kamu sembunyikan dariku, hatimu. hatimu yang dingin bagai pisau es yang sewaktu-waktu menghujam dadaku hingga bernafas seperti menghisap asap cerobong pabrik. Hatimu yang terkurung gelap disana, sendirian, tak berteman dan menggigil ketakutan.

Jika aku telah bermimpi di esok hari dan terbangun di pagi hari, ada senyummu yang berkata "selamat pagi"

Sabtu, 25 Februari 2012

ainos, el unico amor

Malam ini, 25 februari. lukisan dari sebuah kenangan mencair perlahan di mataku. ada tetes yang memaksa untuk membuka buku tua dengan menangis. sel otak yang berdengung untuk mengingat, bersuara seperti ribuan lebah mencari sarang. "nggguuuung"

ada kamu dalam hujan di sore hari saat pertama kita bertemu. sejak saat itu kamulah wanita pertama sebagai editor mimpi-mimpiku.

ada lagi saat kamu berteman dengan pensil dan kertas, menggambar sebuah pemandangan dengan sungai dan tembok-tembok kota. bukankah itu sebuah kastil dengan ksatria yang mendamba putrinya. kamu pun tersenyum. senyum indah yang menggetarkan duniaku 8,9 skala richter.

dan masih ada banyak kamu dalam pikiranku: kamu yang sedang makan, kamu yang menyukai iklan daripada acara televisi, kamu yang enggan untuk bernyanyi, kamu yang berdiri di lantai dua rumahmu, kamu yang menutup pintu pagar, kamu yang menunggu di bawah terowongan, kamu yang duduk didepanku saat ujian, kamu yang membaca puisi seperti membaca berita, kamu yang lebih suka mengeja kata "M-A-K-A-N" daripada "D-I-E-T", dan kamu yang kusakiti perasaannya malam itu....

kalau saja maaf itu bisa mengawetkan kamu untuk duduk manis dalam pikiranku, akan kulakukan.
karena kamu adalah sebuah orbit dari inspirasiku, guru dari seorang murid yang mendamba pengetahuan. dan pelangi yang dirindukan saat bermain hujan.

Aku yang menangis malam ini, mengingat kembali 2 tahun yang lalu. betapa bahagia aku dipertemukan Tuhan dengan makhluknya yang Indah. aku yang nanar, menangis dalam gurauan mu dari tempat yang jauh. Tuhan tau aku rindu, tapi Tuhan masih menyelipkan pengecut dalam ragaku. aku lebih pengecut dari Tuhan yang tak pernah menampakkan wujudnya.

Ainos, un sol em noite

Kamis, 02 Februari 2012

Untuk kamu

Gemulai Awan Berarak Di angkasa...
Kerut cAhaya Surya Menemukanku
Dalam Ketakberdayaanku
Menatap Bayangan Matamu..

Hingga Waktu mengikis Keras
Dan detak Jantung menGeram Buas
Mencambuk hari-hari mAtiku
Untuk selaLu berKata Padamu......

Tentang Pelangi.......
Yang Selalu Ada di Sudut Terangmu

Tentang Detik........
Yang menemukaNku Untukmu


Demi sebersit perasaan
Yang mengalir Dalam Darahku
Dan demi GemetAr Bibirku
Yang tAk maMpu UngkAp inI seMua

SUNGGUH.....Betapa Aku MencintaImu Melebihi Cintaku Pada Diriku Sendiri........