27 September, Cukup malam ini saya ingin datang ke tempatmu bersama bias sinar bulan dini hari. Masih memegang keningku dan kembali mengingat detik yang menyajikan senyummu. begitu menghinggapi dan memaksaku untuk melangkah mundur sejenak, perlahan dan penuh keraguan.
Ada kamu yang berselimut, meringkuk bebas menggapai kenangan kenangan yang belum usai. Kerut sepreimu mengisi cawan-cawan rinduku agar kembali merenggutmu dariku sewaktu-waktu.
Rasanya seperti kemarin, saat pertama kali kita bertemu. ketika tawamu bagai singgasana yang selalu saya perjuangkan di setiap medan perang. takdir telah meniup roh suka dalam diriku untuk menikmati setiap denyut nadiku menjadi irama nyanyian bidadari. indah tak terkira-tapi kamu belum sepenuhnya memahami.
Biarkan jeda ini mencekikku agar kamu bernafas bebas.
Biarkan kegelisahan membayangiku agar kamu berpikir tenang.
Biarkan saya terkubur sendirian agar kamu terbang bebas di udara.
Dan cinta telah kuhirup pelan-pelan
menyudutkanku kembali dalam ribuan kenangan yang berharap kau lupakan.
Biarkan mereka pergi dan kita buat lagi
kenangan lain saat hatiku benar-benar kau genggam
atau wajahmu yang bisa kurasa, bukan lagi bayang-bayang
Walau masih ada sisa mimpi di pagi hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar