Malam ini, 25 februari. lukisan dari sebuah kenangan mencair perlahan di mataku. ada tetes yang memaksa untuk membuka buku tua dengan menangis. sel otak yang berdengung untuk mengingat, bersuara seperti ribuan lebah mencari sarang. "nggguuuung"
ada kamu dalam hujan di sore hari saat pertama kita bertemu. sejak saat itu kamulah wanita pertama sebagai editor mimpi-mimpiku.
ada lagi saat kamu berteman dengan pensil dan kertas, menggambar sebuah pemandangan dengan sungai dan tembok-tembok kota. bukankah itu sebuah kastil dengan ksatria yang mendamba putrinya. kamu pun tersenyum. senyum indah yang menggetarkan duniaku 8,9 skala richter.
dan masih ada banyak kamu dalam pikiranku: kamu yang sedang makan, kamu yang menyukai iklan daripada acara televisi, kamu yang enggan untuk bernyanyi, kamu yang berdiri di lantai dua rumahmu, kamu yang menutup pintu pagar, kamu yang menunggu di bawah terowongan, kamu yang duduk didepanku saat ujian, kamu yang membaca puisi seperti membaca berita, kamu yang lebih suka mengeja kata "M-A-K-A-N" daripada "D-I-E-T", dan kamu yang kusakiti perasaannya malam itu....
kalau saja maaf itu bisa mengawetkan kamu untuk duduk manis dalam pikiranku, akan kulakukan.
karena kamu adalah sebuah orbit dari inspirasiku, guru dari seorang murid yang mendamba pengetahuan. dan pelangi yang dirindukan saat bermain hujan.
Aku yang menangis malam ini, mengingat kembali 2 tahun yang lalu. betapa bahagia aku dipertemukan Tuhan dengan makhluknya yang Indah. aku yang nanar, menangis dalam gurauan mu dari tempat yang jauh. Tuhan tau aku rindu, tapi Tuhan masih menyelipkan pengecut dalam ragaku. aku lebih pengecut dari Tuhan yang tak pernah menampakkan wujudnya.
Ainos, un sol em noite
Tidak ada komentar:
Posting Komentar