Jumat, 21 Oktober 2011

X

hari ini 21 mendekati 22 Oktober, Ada perasaan yang beku malam ini. hati yang kaku karena sepi. menggenggam tangan sendiri dan bercanda dengan diriku sendiri. Menunggui perasaan seseorang yang berharap untuk berubah dalam semalam. segalanya mustahil,  tapi tak ada yang lebih indah dari menantinya untuk saat ini. Aku tak mengerti hingga detik ke berapa aku berhenti di satu titik untuk tak memikirkannya lagi. Dirinya yang selalu berada dalam sel otakku dan diriku yang dipenuhi kabut dalam pikirannya, semua jelas sudah. Tapi kaki masih menjejak disana, menginjak-injak ketegaran agar bersabar sekali lagi untuk mengharapkannya. Walau kerinduan sudah menjadi kejujuran yang awam.

Tangis yang mesti gugur karena sejarah meledak begitu saja. Dan harus menahannya, perlahan , mengatur nafas hingga akhhirnya beranjak ketenangan lagi.

Tuhan yang selalu mengerti, beberapa malam sudah kuhabiskan dengan-Nya. Doa-doa yang sudah kadaluarsa dan ratapan hingga permintaan yang membosankan telinga-Nya. Tapi malam ini berbeda,
Ada doa hening yang kupanjatkan untukmu, air mata yang memohon keberadaanmu untuknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar