Hari ini 21 November, Sepinya malam menelanku bulat-bulat. lalu memuntahkanku dalam baki yang penuh noda. Ada wangi suci bunga melati dan seraut wajahmu yang hampir kabur tersiram sinar rembulan malam ini. Inilah perrgantian hari yang indah, pikirku. Pipimu yang melebar sambil sesekali menumpahkan senyum ke arahku. Wajahmu dan wajahku dekat sekali, tak ada dinding atau tabir yang menghalangi kita untuk saling menatap.
Semoga kegilaanku tidak membuatmu menggigil kedinginan, atau kewarasanku yang membuatmu begitu bosan. Kamu tau hidup harus dijalani-dan menamparku adalah cara terbaik agar aku turun dari mimpi-mimpiku yang mustahil.
Ada tombol Delete saat kau baca impianku. dengan bunyi TIIIIIIITT yang panjang, mereka hilang sudah. Sudah Selesai....!!! Sanubari yang tak tinggal diam berbunyi lirih : "Hahh, begitu saja?".
atau hatiku yang pemalu berbisik padamu : "Terima Kasih, Cuman ini kan".
Aku dan Kamu harus diam malam ini. biarkan nurani yang berperang di medan laga. tombak dan anak panah yang saling melempar. dan ketika jatuh di lubuk hati kita, akan begitu sakit terasa. "Sudah malam mari kita tidur" dan "Selamat malam, kamu memang cantik"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar